Bisakah Kau Membedakan Mana Realita dan Bukan?
[Makhluk Dalam Mitologi Jepang Yang Menjelma Hidup Dalam Sebua Novel]
Selain mendengarkan musik dan menulis, aku juga sangat suka membaca novel. membaca novel bagiku membuka gambaran luas bagaimana cara pikir bermacam penulis didalam dunianya. salah satu yang menjadi favorit adalah karangan-karangan Akutagawa Ryunosuke. Kappa, salah satunya. Bagiku yang satu ini ibarat sebuah kemarau pikiran yang kacau dan serius benar-benar jenius dari seorang seperti Ryunosuke. Novel ini berisi satire dan sebuah analisis sosial tentang bagaimana kehidupan masyarakat dan bagaimana sebuah pondasi budaya Jepang.

Terjadi di suatu tempat di antara mimpi dan kenyataan. Novel ini diceritakan dari sudut pandang orang gila di rumah sakit jiwa. yang akan aku sebut-sebut sebagai pasien no-23. Ia bercerita bahwa disuatu hari ia pernah bertemu dengan Kappa. meskipun sangat ragu dengan apa yang dilihatnya, setelah tanpa sengaja ia juga ikut masuk dalam dunia Kappa ia mulai tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
Novel satu ini ditulis secara singkat sebelum Akutagawa Ryunosuke bunuh diri. Rasa-rasanya aku bisa tau apa yang dirasakan Ryunosuke waktu itu. Gaya tulisan Ryunosuke memang berbeda dibanding karya penulis naturalis lainny (di Era Meiji waktu itu). meski masih banyak teka-teki yang tidak bisa dipecahkan dalam karangannya, tetap saja tulisan-tulisan Ryunosuke menjadi mimik buram yang nyata tergambar bagaimana sebuah kehidupan klise keseharian berhambur nyata dalam sebuah tulisan.
Di Indonesia Sendiri, Kappa sudah diterbitkan oleh salah satu penerbit Pinus dengan kategori fiksi dan sastra. jika ingin mendapatkannya silahkan mencari di Toko buku dan mencarinya di rak Sastra. Aku sendiri dengan tanpa segaja menemukannya disana :). bagi kalian yang menyukai cerita-cerita klasik Jepang, China dan sebagainya, Ryunosuke mengambil Inspirasi dari bacaan-bacaan kuno dan karya luar negeri yg dibacanya dimasa lalu. jadi tulisannya-pun sedikit banyak mirip dengan cerita-cerita semacam itu.
0 komentar