Cerita Hujan Di Waktu itu
Kemungkinan aku menikmati banyak banjir adalah sepersekian,
sama besarnya dengan kemungkinan aku melihat kemarau di tengah telaga.
Aku melihat kemungkinan cahaya tergopoh dari celah kaca,
adalah sama besarnya dengan ketika aku melihat angin yang mengabaikan-ku begitu saja.
Ah! hujan, masihlah kau ini siksa aku sesuka hatimu saja
tak puaskah,
tak bosankah?
meski-pun aku tak nampak menyukaimu,
tapi ikhlas kuciumi-mu, kujamah-mu
seperti terkoyaklah aku,
dan pastilah aku ini hanya sekedar jalanan beraspal bagimu.
0 komentar