featured Slider

Translate

Aku adalah Tulisan, Dia adalah Lukisan

by - November 22, 2017



Aku,
Sangat menyukai tulisan.
Dari tulisanku, aku bisa menjadi siapa aku yang sesungguhnya.
Mengatakan, berteriak, dan Menjadi apa yang selama ini aku dan mereka sembunyikan.
Tapi sampai kapan.

Dia,
Juga sangat menyukai lukisan.
Lebih kepada abstraksi yang aku juga tak tau apa yang sebenarnya dia lihat dari kehidupan.
Ketika kutanya,
Dia selalu berkata bahwa dia melukiskan masa depan.

Aku dan Dia,
sering bermimpi...
Sama.

Kadang sangat manis, kadang asam, bisa juga pahit.
Ah, Bahkan juga sangat pedas.

Jika itu adalah warna,
adalah campuran dari ribuan warna.
Hingga menjadi pekat,
sangat menjijikkan.

Mimpi-mimpi kami adalah biasa,
Yang kebanyakan juga orang lain mimpikan dalam tidurnya,
Hanya ada yang sedikit berbeda ketika kami membuka mata.

Bahwa mimpi kami bisa menjadi ramalan buruk bagi mereka yang tidak beruntung diluar sana, adalah biasa.
Selama itu tidak menimpa aku, dan dia maka itu baik-baik saja.

Karena itu dia sering berkata,
Dengan garis senyum yang turun,
Berulang-ulang mengatakan bahwa dia ingin menyudahinya.
Karena pada akhirnya,
Seperti melempar receh, dia selalu gemetar jika nanti yang keluar adalah kepala.

Aku mengerti,
Aku memahami,
Jadi kumohon untuk menunggu lebih lama lagi.
Itu yang aku bilang kepadanya.

Ini hanyalah caraku bercerita,
Yang perlu kau nalar,
Dan mengernyitkan dahi sinis saat membacanya.
Karena aku simpan kunci pada setiap kata,
Seperti sebuah harta.
Sama seperti dia yang menyimpan setiap rahasaia pada warna lukisannya.

Pelajarilah,
Dan kumohon ceritakan kepada keluarga kami,
Jika nanti tiba saatnya bagi kami untuk menerima sebuah gambar kepala diatas recehan yang kami genggam.

Karena kehidupan bagi aku dan dia,
Adalah tentang kepala dan ekor,
Tentang Melihat dan bersembunyi,
Tentang diam dan berlari,
Juga tentang sesuatu yang harus kami bawa bersama saat mati.

You May Also Like

0 komentar

hit counters