di Bawah Bulan yang Tidak Penuh
Seperti malam ini,
Yang juga sama seperti malam-malam sebelum yang kali ini
...
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami bersama menatapi langit
Yang sedikit miring,
Sedikit tidak berwarna,
Seperti diam.
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami bisa merasakan angin yang berhembus
Yang sedikit menyentuh,
Sedikit merayapi,
Seperti berbisik.
Pada saat itu juga,
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami tau.
Ada ribuan mata di mana-mana
Yang memperhatikan kami
Seolah kami adalah satu gambaran klasik di antara sejuta.
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami tau.
Ada bisikan juga teriakan
Memanggil, mengajak bicara, mencibir, meledek dan juga di sana-lah letak hina...
Yang bertanya bahwa sebenarnya kami ini apa dan bukannya siapa.
Kami masih,
Disini.
Menatapi langit yang sama.
Bergumul dengan angin yang sama.
Menyadari kehadiran mata di mana-mana.
Mendengarkan suara-suara yan datang entah dari mana.
Dan kami,
Maksudnya aku dan juga dia.
Entah kepada siapa,
Kami berdua masih sering bertanya;
Bahwa mereka yang memperhatikan kami benar ada,
Bahwa mereka yang sering mengajak kami berbicara juga nyata.
Bahwa keduanya di antara kami adalah sama-sama kaum yang dapat melihat senja.
Sudahlah! Tepisku.
Yang pasti,
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Paling tidak aku tau,
Satu di antara kami adalah nyata.
Entah yang mana.
Yang juga sama seperti malam-malam sebelum yang kali ini
...
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami bersama menatapi langit
Yang sedikit miring,
Sedikit tidak berwarna,
Seperti diam.
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami bisa merasakan angin yang berhembus
Yang sedikit menyentuh,
Sedikit merayapi,
Seperti berbisik.
Pada saat itu juga,
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami tau.
Ada ribuan mata di mana-mana
Yang memperhatikan kami
Seolah kami adalah satu gambaran klasik di antara sejuta.
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Kami tau.
Ada bisikan juga teriakan
Memanggil, mengajak bicara, mencibir, meledek dan juga di sana-lah letak hina...
Yang bertanya bahwa sebenarnya kami ini apa dan bukannya siapa.
Kami masih,
Disini.
Menatapi langit yang sama.
Bergumul dengan angin yang sama.
Menyadari kehadiran mata di mana-mana.
Mendengarkan suara-suara yan datang entah dari mana.
Dan kami,
Maksudnya aku dan juga dia.
Entah kepada siapa,
Kami berdua masih sering bertanya;
Bahwa mereka yang memperhatikan kami benar ada,
Bahwa mereka yang sering mengajak kami berbicara juga nyata.
Bahwa keduanya di antara kami adalah sama-sama kaum yang dapat melihat senja.
Sudahlah! Tepisku.
Yang pasti,
Di bawah bulan yang tidak penuh,
Paling tidak aku tau,
Satu di antara kami adalah nyata.
Entah yang mana.
0 komentar