Disebuah musim-musim,
yang rasanya mengingatkanku hampir mirip dengan musim ini,
seorang gadis kecil tidur dengan matanya yang terbuka.
Di dalam kepalanya,
jika-pun itu digambarkan,
pastilah seperti kerlipan bintang-bintang halus yang menyambari tubuhnya.
Tidak, aku meragukan itu meteor.

Si gadis kecil itu, melompati waktu dalam tidurnya.
Seperti biasa,
dalam mimpinya ia selalu bahagia ketika tiba saat untuk menyambut kedatangan seorang perempuan tak bernama.

Di balik gerbang tinggi,
dengan teralis-teralis ranting,
Di sana,
Di balik celahnya,
perempuan yang nampak berwarna jingga itu mengikati dirinya dengan rantai.
Sama seperti yang selalu dia lakukan
Dulu, Kemarin, Hari ini.
Pada lehernya, pergelangan tangannya, pergelangan kakinya.

Di sana,
Di tempat itu,
Si gadis dan si perempuan sedang membicarakan sebuah agenda
Yang terlihat seperti sedang menunggu kedatangan senja.

Dan lalu sisanya adalah mereka yang sedang dijahit matanya dengan benang.
ditutupi telinganya dengan batu.
Dikunci mulutnya dengan gembok kayu.
Yang sedang merencanakan agenda lainnya,
Seperti halnya menunggui si matahari.