kepada Alice, sahabatku
Alice, apa kabarmu?
Iya, aku masih sama seperti yang lalu.
Tapi Alice,
Ada yang ingin kubagikan kepadamu,
Apakah kau ingin mendengarkanku?
Alice, ada satu kelinci kecil dalam kepalaku.
Dia melompat, berlari, dan menggigiti otakku.
Mungkin salahku,
Aku membiarkan dia membangun rumah tembok disana.
Dan tidak mengusirnya,
Aku biarkan saja sampai dia dewasa.
Tapi alice,
Jangan memarahiku dengan apa yang akan kusampaikan padamu.
Karena dulu, kamu-pun juga membuat kesalahan yang sama;
Kelinci ini,
Sepertinya bisa membelah dirinya menjadi banyak.
Seperti amoeba!
Aku tidak tau berapa jumlahnya,
Tapi cukup untuk membuatku merasakan sakit kepala setiap senja hingga pagi datang.
Mereka begitu ramai, tidak pernah membiarkanku sendirian saja.
Berisik ingin diberi makan, dan minta bermain bersama.
Alice,
Pernah sekali aku mencoba membuka kepalaku dan mengeluarkan otakku untuk dibersihkan.
Tapi para kelinci nakal itu bahkan sudah merubah warnanya serupa dengan kotoran mereka.
Sekali juga aku pernah ingin memandikan mereka,
Biar terlihat bersihlah.
Tapi mereka malah mengeluarkan taringnya dan mengancam akan berpindah ke hatiku dan memenuhiku dengan cinta di sebelah sana.
Entahlah, Alice..
Aku tidak tau bagaimana mengatasi kenakalan mereka.
Atau kubiarkan saja seperti ini,
Biarkan mereka membangun kerajaan dan kota sendiri di dalam kepalaku?
Lalu bagaimana dengan raja? Dan ratu?
Ah, Alice!
Sepertinya aku akan mendapatkan masalah besar...
0 komentar